Sunday, May 8, 2011

I know I won't be leaving here (with you).

Terlintas seketika saja ingin berkata-kata sedikit tentang suatu lagu yang awalnya melekat di telinga saya ketika band teman-teman saya, Brother Beer , manggung membawakan lagu ini. Kalau tidak salah, waktu itu di suatu cafe di bilangan Timoho, Yogyakarta. 
Lagu ini sebenarnya sudah dirilis sejak 7 tahun yang lalu, ya, tahun 2004, tapi jujur saya baru sangat menikmatinya beberapa bulan terakhir. Bagi saya lagu ini amat menggugah kesehatan pendengaran para pecinta rock sejati.

Tiga Review Singkat

Hullo universe, so i'm on this blog thing now, this is my first time to post something here. Yak, ini adalah tulisan pertama saya di blog. Nama blog ini, seperti yang tertera di web address di atas, iyokmenggeliat. Ada filosofis (halah pret) panjang dibalik penggunaan menggeliat, baik di twitter maupun di sini. Untuk percobaan, saya akan mencoba untuk membagi pemikiran saya mengenai review tiga album musik yang rilis pada kuartal pertama tahun ini, yakni album keempat The Strokes, yaitu Angles, album perdana Morfem Band , band anyar Jimi Multhazam -dedengkot band new wave The Upstairs-, dan album baru dari Tahiti 80, The Past, The Present, and The Possible. Tiga review ini sangat singkat sekali, karena waktu itu teman saya dari sebuah majalah meminta saya untuk menulis review album untuk dimasukkan kedalam e-magz miliknya. Jadi ada kemungkinan saya akan ingin menulis lagi tentang salah satu dari ketiga band ini dengan lebih komplek dan elaboratif.hahaha. Ya, tiga review berikut pernah dimuat di e-magz Words of Magazine edisi ke-22.

The Strokes – Angles

Keinginan sang frontman, Julian Casablancas untuk ‘menghidupkan’ kembali band yang berjaya pada era 2000-an awal ini pun tertuang dalam Angles. Full album keempat The Strokes setelah Is This It (2001), Room On Fire (2003), dan First Impressions Of Earth (2006) ini menyajikan materi yang sangat berbeda dari sebelumnya. Dengan Under Cover Of Darkness sebagai single pertama yang dibagikan The Strokes secara gratis melalui website mereka, penggemar sejati mereka pun diuji dengan perbedaan tingkat musikalitas Casablancas dan kawan-kawan. Meski tidak semua dari sepuluh lagu di album Angles ini menunjukkan ‘penyegaran’ dari The Strokes –yang dijuluki saviors of rock n roll ketika merilis album debutnya Is This Is, lagu-lagu seperti Life Is Simple In The Moonlight, Gratisfaction, dan Call Me Back masih memiliki kekuatan untuk menjadi ‘suplemen’ khas The Strokes bagi para pendengar.


Morfem – Indonesia

Nafas baru yang dihembuskan oleh Jimi Multhazam pada awal tahun 2011 ini sangatlah enerjik. Album bertajuk ‘Indonesia’ ini menunjukkan bahwa pria yang umurnya sudah kepala tiga seperti Jimi masih mampu mengumpulkan musisi-musisi cutting-edge berbakat seperti Pandu Fuzztoni, Freddie Warnerin, dan Bramasta Sasongko dalam satu wadah bernama Morfem. Musik berdistorsi kotor nan bising namun apik di telinga yang disuguhkan Morfem mengingatkan kita akan band alternative era 90an, melalui lagu-lagu bertema hal konyol yang terjadi di sekitar kita seperti Pilih Sidang Atau Berdamai, Wahana Jalan Tikus, dan tentunya Gadis Suku Pedalaman, single yang sudah lebih dulu berkeliaran dari satu radio ke radio lainnya di Bandung, Jakarta, dan sekitarnya. Kesederhanaan notasi yang kuat, kepekaan menulis lirik yang tersendiri, dan mengangkat deskripsi realitas adalah tiga hal yang ditunjukkan Morfem dalam album berisi tujuh lagu ini.


Tahiti 80 – The Past, The Present, and The Possible

Band asal Prancis yang akrab di telinga para pendengar sejak album debutnya, Puzzle ini kembali menyuguhkan rasa indie pop yang manis dalam album terbarunya. The Past, The Present, and The Possible pun secara konsisten masih menunjukkan karakter dinamis dari suara sang vokalis-gitaris, Xavier Boyer. Walaupun beberapa pihak memberi rating yang lebih rendah untuk album baru mereka dibanding album-album Tahiti 80 sebelumnya, lagu-lagu bertempo cepat seperti Easy, Defender, Rain Steam and Speed, dan Gate 33 masih diwarnai oleh karakter ‘pop geniuses’, bukan ‘pop wannabes’, yang cocok pula menemani perjalanan ke pantai atau perjalanan penuh keceriaan lainnya.